Judul : Morning Kiss
Autor : gC
Cast : - Choi Nana/aku/reader
- Lee Jinki/Onew
Genre : Romance, Comedy –maybe-
Length : Oneshoot
Rating : PG-17
Length : Oneshoot
Rating : PG-17
Hari telah berganti. Matahari telah menampakkan diri. Sinarnya
yang hangat menyusup ke kamarku dari balik jendela. Burung-burung berkicauan
menyambut pagi hari yang cerah. Dengan perlahan kubuka mataku yang tengah
terpejam ini, mengembalikan kesadaranku. Kusadari sebuah tangan tengah
melingkar di perutku. Memelukku dengan posesif. Kubalikkan badanku menghadap
pemilik tangan itu. Kutemukan seorang namja tenga tertidur pulas dengan
dengkuran halusnya. Namja yang telah resmi menjadi suamiku sejak satu minggu
yang lalu. Lee Jinki namanya, tapi lebih akrab dipanggil Onew.
Kuperhatikan wajahnya dengan seksama. Kulit putih, bibir mungil,
hidung mancung dan mata sipit itu membuatnya terlihat sangat tampan. Dan
terlihat seperti anak kecil yang polos ketika tertidur seperti ini. Tanpa
kusadari tanganku sudah terjulur untuk mengelus pipinya yang halus. Ulahku
membuatnya mengeliat kecil, tapi tak sampai membuatnya terbangun. Aku ingin tertawa
melihat ekspresi, sangat lucu. Setelah puas mengamati wajah tampan suamiku,
kusingkirkan tangannya yang tengah melingkar di perutku. Tentunya dengan
perlahan, karena aku takingin membuatnya terbangun. Lalu ku langkahkan kakiku
menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku ini dan memulai pagi hari yang
cerah ini.
***
Setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumahku –memasak, mencuci, dan membereskan rumah-, aku pun beranjak ke kamar untuk membangunkan Onew Oppa. Kuhampiri tempat tidur kami dan duduk di tepi ranjang.
“Oppa, ayo bangun. Ini sudah siang.” aku menepuk-nepuk pelan pipinya namun dia tidak bergeming sama sekali. Aku hanya menghembuskan nafas pelan. “Ayolah Oppa, cepat bangun. Sarapan sudah siap.” Kali ini aku menguncang-guncang tubuhnya dengan sedikt kasar. Tetap saja dia tak kunjung bangun dan malah menarik selimut untuk menutup seluruh tubuhnya. Sungguh menyebalkan. Akupun menarik selimut yang digunakan untuk menutupi seluruh tubuhnya itu. “Ayo bangun Oppa! Apa kau tak mau makan ayam goreng? Hari ini aku buatkan ayam goreng untukmu?” bujukku. Kulihat dia mulai membuka matanya. Aku pikir caraku itu mempan untuk membuatnya bangun. Ternyata aku salah. Dia hanya membuka mata untuk menatapku sebal. Kemudian mata sipit itu kembali terpejam. “Aish… Kenapa susah sekali membangunkanmu? Harus dengan cara apa agar kau mau bangun, eo? Baiklah, terserah kau saja. kau tak mau bangun? Bukan masalah untukku.”kataku dengan sedikit berteriak. Aku pun berbalik hendak meninggalkannya. Namun belum sempat aku melangkah kurasakan seseorang menggenggam tanganku dan menariknya, membuatku kembali berbalik.
“Morning kiss” katanya dengan polos sambil menunjuk-nunjuk bibirnya dengantangan kirinya, sedangkan tangan kanannya masih menggenggam tanganku.
“Mwo?”
“Morning kiss. Aku ingin morning kiss. Dan kau ingin aku bangun. Beri aku morning kiss maka aku akan bangun.” katanya dengan beraegyo. Aegyo yang sangat menggemaskan.
“Baiklah..” kataku. Kemudian kukecup bibir mungilnya kilat. Dia menatapku sebal. Sepertinya tidak puas dengan apa yang kulakukan. “Aku telah memberikan apa yang kau inginkan. Sekarang cepat bangun dan cuci mukamu.” Kataku sambil mencoba melepaskan genggamannya. Namun dia malah semakin mempererat genggamannya di tanganku. Berdiri, kemudian menarikku ke dalam pelukannya. Tangannya melingkar di pinggangku dengan erat. Dan dagunya di sandarkan di bahuku, membuatku berdebar. Entah mengapa, jantungku selalu berdetak lebih cepat saat Onew Oppa memelukku atau melakukan skinship lainnya. Padahal sudah lama kami berpacaran dan beberapa kali melakukannya.
“Oppa, apa yang kau lakukan?” tanyaku
“Memelukmu.” jawabnya santai. Aku mencoba melepaskan tangannya yang melingkar di pinggangku namun hasilnya nihil, dia terlalu kuat. Lalu kurasakan salah satu tangannya bergerak naik turun menguap punggungku. Napasnya yang hangat menerpa bahuku. Membuatku merasakan sensasi yang aneh.
“Oppa, lepaskan” mohonku.
“Kau tak suka kupeluk?” tanyanya dengan manja.
“Aniyo, aku suka kau memeluku seperti ini. Tapi tidak untuk saat ini,” jawabku. Dia kembali menhembuskan napasnya, namun tak ada balasan untuk pernyataanku tadi. “Oppa, ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba kau seperti ini?” tanyaku ketika dis sedikit mengendurkan pelukannya.
Tetap tak ada balasan darinya. Kini dia malah menyembunyikan wajahnya di lipatan leherku. Hembusan napasnya membuatku merasa geli. Membuatku meremas lengannya. Dan tanpa kusadari aku telah menjenjangkan leherku. Dia kembali mengeratkan pelukannya di pinggangku dan sesuatu yang hangat menempel di leherku. Dia mengecup, menjilat, dan sedikit menggigit leherku. Aku yakin itu akan menimbulkan bekas merahan keunguan. Lalu beralih ke telingaku, menjilat dan mengecupnya berkali-kali. Tubuhku lemas menerima perlakuannya. Kalau saja suamiku ini tidak memelukku mungkin tubuhku sudah merosot kebawah. Jujur itu membuatku horny. “Oppa.. hentikan. Sebenarnya apa yang kau mau, eo?”
“Bukankah aku tadi sudah bilang, kalau aku mau morning kiss, eo?” bisiknya di telingaku, geli.
“Bukankah aku sudah memberikan apa yang kau mau, eo?”
“Seperti itu yang kau sebut dengan morning kiss?”
“Lalu seperti apa morning kiss yang kau inginkan?”
Dia mengendurkan pelukannya. Memberi jarak antara tubuhku dengan dirinya. Tangan kanannya terangkat menuju pipiku dan membelainya. “Seperti ini..” katanya. Tak beberapa lama wajahnya mulai mendekat. Aku dapat merasakan hembusan napasnya menerpa wajahku. Hidung kami bersentuhan dan bergesekan. Tak beberapa lama bibirnya sudah menempel pada bibirku. Mengecupnya berkali-kali, lalu menjilat dan mulai melumatnya. Cukup lama dia melumat bibirku ini. Perutku terasa geli menerima perlakuannya. Rasanya seperti ribuan kupu-kupu di dalam perutku mengepakkan sayapnya, menggelitik perutku. Tapi aku menyukainya. Perlahan kupejamkan mataku untuk menikmati perlakuannya ini dan mulai membalas ciumannya. Bibirnya selalu terasa manis. Membuatku tak ingin melepaskannya dan menginginkan lebih. Oh, aku bisa gila. Kenapa rasanya harus semenyenangkan ini? Namun tak lama dia menghentikan aksinya itu dan menarikku menjauh, seakan tersadar sesuatu. Aku menatapnya bingung. “Wae? Kenapa berhenti?” tanyaku bingung.
“Aku menginginkanmu, tapi aku lebih menginginkan ayam goreng buatanmu.” jawabnya sambil bejalan cepat keluar kamar meninggalkanku sendiri.
“Aih… Dasar sangtae Onew. Kau meningalkanku setelah aku menginginkan sesuatu yang lebih. Menyebalkan...” kataku dengan sedikit berteriak. Tak lama aku dapat mendengarnya tertawa menaggapi perkataanku. “Aih.. menyebalkan sekali. Ya tuhan, salah apa aku ini? Kenapa aku bisa mencintai namja seperti itu?” keluhku dalam hati.
0 Response to "Morning Kiss"
Posting Komentar