Hallo..
Akhirnya aku bisa kembali lagi setelah melewati UAS dan lain sebagainya. Kali ini aku balik dengan membawa fanfiction. Fanfiction keduaku, hehhe.. :D
Baiklah, tak perlu banyak-banyak, happy reading.. :)
Judul : My Love Story
Autor : gC
Cast : Choi Nana
Cho Kyuhyun
Genre : Romance
Di sinilah sekarang aku berada, di café yang biasa aku
datangi bersama sahabatku, Kyuhyun. Awalnya aku kesini untuk menghilangkan
penat karna tugas-tugas kuliahku yang menumpuk. Namun, bukannya rasa penat yang
kurasakan berkurang. Di tempat ini aku melihatnya –Kyuhyun- bersama dengan seorang yeoja. Dan itu sukses
membuat dadaku terasa sesak. Seakan ada batu besar yang menghimpit dadaku. Dan
tanpa kusadari air mataku telah menetes. Membentuk aliran sungai kecil di kedua
pipiku. Segera ku usap air mataku ini dan beranjak dari tempat ini. Aku tak
sanggup bila harus berlama-lama di tempat ini. Hanya akan membuatku semakin
sakit hati dan iri pada yeoja yang sedang bersamanya itu.
Aku benar-benar bodoh. Bisa-bisanya jatuh cinta pada
sahabatku sendiri. Dan aku tau ini salah. Tapi apa dayaku aku tak bisa
menolaknya. Rasa ini datang begitu saja padaku tanpa mengenal waktu, tempat dan
siapa yang merasakannya. Dan sialnya -mungkin- rasa ini hanya datang padaku,
tidak pada Kyuhyun.
***
Sejak mengenalnya, sudah hampir 10 tahun ini aku menyimpan
perasaaku ini sendiri. Dan itu sangat menyiksaku. Apalagi dia termasuk namja
yang populer di kalangan yeoja-yeoja cantik. Siapa yang bisa menolah pesonanya?
Semua yeoja pasti tidak akan menolak bila diajak kencan dengannya, termasuk aku.
Semua kriteria namja idaman melekat padanya. Dia pintar, tampan, dan kaya.
Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa tidak aku ungkapkan saja perasaanku
padanya? Sebenarnya ingin sekali mengungkapkan perasaanku ini padanya, tapi aku
takut. Bukan takut di tolak. Tapi takut seandainya Kyuhyun tau perasaanku yang
sebenarnya, dia akan menjauhiku dan tak mau mengenalku lagi.
“Akhirnya aku menemukanmu. Kenapa sulit sekali menghubungimu
akhir-akhir ini, Nona Choi?”
Kudongakkan kepalaku dan ketemukan Kyuhyun yang tengah duduk
manis dan tengah menyangga kepala dengan kedua tangannya, menunggu jawabanku.
Dia terlihat manis dengan pose seperti itu, jauh dari kesan evil, gelar yang
disandang olehnya. Ingin sekali kuhentikan waktu dan berlama-lama memandangi
wajah tampannya itu, melepas kerinduanku padanya. Ya, aku benar-benar
merindukannya. Padahal baru beberapa hari saja aku tidak bertemu dengannya.
“Aku sibuk Kyu.”
Dia melipat kedua tangannya dan berkata dengan angkuh,
“Alasan.. Aku tau kau sedang tidak memiliki kesibukan akhir-akhir ini.”
“Aku benar-benar sibuk Kyu, banyak tugas.” kataku pelan dan
menatapnya dengan tajam, berusaha menahan emosi. Aku paling tidak suka bila orang-orang
tidak mempercayaiku, apalagi sahabatku sekaligus orang yang kicintai.
“Benarkah? Sampai mengangkat telephone atau membalas pesanku
saja tidah sempat.” katanya dengan nada
yang sedikit meremehkan.
“Begitulah.”
“Berapa lama kita berteman? Aku paling tidak suka tak diacuhkan.
Belum bisakah kau memahamiku?”
“Ck.. Terserah padamu saja.” aku pun mengalah. Sia-sia
beradu mulut dengannya, dia tidak akan mengalah begitu saja. Diapun tersenyum
atas kemenangannya.
“Kau tidak akan pernah menang beradu mulut denganku, Na-ya.”
katanya, meremehkanku.
“Sudahlah, cepat katakan ada apa?”
“Na-ya, sepertinya aku sedang jatuh cinta.”
Lagi-lagi aku mendengarnya dan itu sukses membuat dadaku terasa sesak. Kuhirup napas sebanyak-banyaknya sebelum menanggapi perkataannya. “Aku sudah bosan mendengarnya Cho Kyuhyun. Siapa yeoja yang tidak beruntung itu?”
“Hei.. Apa kau bilang? Yeoja tidak beruntung? Asal kau tau
ya, bisa dicintai oleh Cho Kyuhyun yang tampan dan populer ini adalah sebuah
anugrah yang patut untuk di syukuri. Atau jangan-jangan kau iri pada yeoja itu?
Mengaku saja Nona Choi!”
“Apa? Iri? Tenang saja Kyu, aku tidak akan iri. Malah aku
bersyukur kalau ada yeoja yang tahan kau duakan dengan PSP kesayanganmu itu.”
kataku lalu menjulurkan lidahku pada Kyuhyun. Sejujurnya aku memang iri.
“Ayolah, mengaku saja.” godanya.
“Ish.. Harus kubilang berapa kali padamu agar kau percaya kalau
aku tidak iri?” akupun memanyunkan bibirku karena sebal padanya.
“Okey, aku percaya. Tapi jangan cemberut seperti itu,
tersenyumlah!” dia menarik kedua ujung bibirku ke atas membentuk senyuman
dengan kedua tangannya. “Asal kau tau, saat kau cemberut seperti itu kau
terlihat semakin jelek. Dan aku yakin tak ada laki-laki yang mau
dekat-dekat dengan yeoja yang jelek
seperti itu.”
“Lalu, kenpa kau masih disini? Bukankah katamu tak ada
laki-laki yang mau dekat-dekat dengan yeoja jelek?”
“Nan Molla..”
“Dasar evil Kyu. Lalu bagaimana dengan yeoja yang kau sukai
itu? Apa dia juga memiliki perasaan yang sama sepertimu?” tanyaku antusias.
“Nan molla. Tapi siapa yang bisa menolak pesona seorang Cho
Kyuhyun? Aku yakin dia juga memiliki rasa yang sama denganku. Tapi dengan
naifnya dia mencoba untuk menutupi perasaanya padaku.”
“Benarkah?” tanyaku
dan dia hanya menganggukkan kepalanya.
” Bagaimana kalau aku menyatakan perasaanku padanya?”
“ Kalau kau benar-benar menyukainya, katakan saja. Semoga dia
juga memiliki perasaan yang sama sepertimu. Dan cintamu terbalaskan. Mudahkan?”
“Semoga saja..” balasnya, lalu tersenyum padaku. Akupun
membalas senyumnya.
“Ternyata sudah sore.
Aku harus pergi, ada janji.” Kataku lau berdiri, bersiap meninggalkan
tempat itu. Aku tidak mau Kyuhyun
melihat air mataku yang sudah mati-matian kutahan ini.
“Mau kuantar?” tawarnya.
“Tidak perlu Kyu. Aku bisa sendiri.” Akupun berbalik dan
mulai melangkahkan kakiku. Air mata yang sudah kutahan dari tadi juga mulai menetes membasahi kedua
pipiku ini.
***
“Yeobseo..”
“Yeobseo, wae Kyuhyun-ah?”
“Aku mau kau ikut denganku menemui yeoja yang tempo hari
kuceritakan padamu. Hari ini aku akan menyatakan perasaanku pada yeoja itu. Dan
aku butuh bantuanmu. Jadi bisakah kau datang ke apartemenku?” dengan nistanya
Kyuhyun mengatakan kata-kata yang membuatku merasakan sesak di dada.
“Ne..” jawabku singkat dan sambungan langsung terputus. Kusandarkan
tubuhku pada dinding di sebelahku dan perlahan tubuhku merosot kebawah karena
kakiku terasa lemas, seakan tak mampu lagi menyangga beban tubuhku. Lagi-lagi
air mataku meleleh membasahi kedua pipiku. Dengan tanganku ku usap air mataku
ini. Namun sia-sia usahaku ini. Kata-katanya masih terngiang di telingaku dan itu
membuat air mataku ini terus dan terus menetes.
Cukup lama aku menagis seperti itu. Dan itu membuat diriku
terlihat kacau. Setelah aku merasa cukup tenang, segera kuhapus aliran sungai
kecil yang mulai mengering di kedua pipiku. Kulangkahkan kakiku menuju kamar
mandi untuk membasuh mukak dan memperbaiki penampilanku. Aku tak mau menemui
Kyuhyun dengan penampilan yang kacau seperti ini –mata yang bengkak,hidung yang
merah, dan rambut yang kusut-. Kulangkahkan kakiku menuju apartemen Kyuhyun,
setelah kurasa penampilanku sudah cukup
layak untuk menemuinya. Meskipun kini mataku masih terlihat sedikit bengkak.
Tak beberapa lama aku sudah sampai di depan apartemen
Kyuhyun. Aku dan Kyuhyun memang tinggal di apartemen yang sama hanya beda
lantai saja. Sejak kami berteman dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi.
Katanya tak ingin jauh dariku,
satu-satunya sahabat yang benar-benar bisa memahaminya. Jadi saat aku
berencaana untuk tinggal di apartemen ini, Kyuhyun memohon-mohon pada orang
tuanya agar dibelikan dan diijinkan tinggal di apartemen yang sama denganku
-sungguh kekanakan-. Tak ingin berlama-lama di depan pintu, akupun segera
menekan bel di depanku. Dan tak lama pintu pun terbuka menampakkan sosoknya
yang terlihat angkuh tengah berdiri di depan pintu dengan kedua tangan yang
dilipat di depan dadanya.
“Kenapa lama sekali? Kau tahu hampir lumutan aku menunggumu?
Dan kenapa penampilamu seperti ini? kaos, hot pants dan rambut yang diikat
acak-acakan seperti ini? Bukankah aku sudah bilang, aku ingin kau ikut
denganku?”
“Kau cerewet sekali Kyu.” protesku, “mianhae.. Aku tidak
bisa ikut denganmu. Ada yang harus ku kerjakan.”
“Benarkah? Padahal aku benar-benar ingin kau ikut denganku.”
rengeknya.
“Begitulah, apa yang bisa kubantu?”
“Baiklah.” Katanya lalu beranjak dari hadapan pintu,
mempersilahkan aku masuk. “ Aku bingung mau pakai baju apa untuk menemuinya.
Bisakah kau memilihkan baju untukku?”
“Jadi kau menyuruhku kesini hanya untuk memilihkan baju
untukmu? Ck.. Benar-benar membuang waktuku saja.” keluhku.
“Ayolah.. Kau sudah tak bisa ikut denganku dan sekarang kau
tidak mau memilihkan baju untukku??”
“Baiklah.. Baiklah.. Akan kupilihkan baju untukmu. Siapa yang tahan denganmu kalau kau seperti ini terus Cho Kyuhyun?!”
“Kau..” katanya memelas. Segera kulangkahkan kakiku
menuju kamarnya dan berhenti tepat di depan almari pakaiannya. Kubuka almari
itu dan ku teliti satu persatu pakaina di situ. Mencari pakaian yang sekiranya
cocok untuk Kyuhyun pakai. Akhirnya kujatuhkan pilihanku pada kemeja berwarna
biru hadiah ulang tahuh dariku beberapa hari yang lalu dan sebuah celana jeans
warna putih. Segera kuambil pakain pilihanku dan kusodorkan pada Kyuhyun yang
tengah berdiri menyandar pada didinding tak jauh dariku. Dia langsung menyambar
baju yang kusodorkan padanya dan membawanya ke dalam kamar mandi di kamarnya,
tanpa mengucapkan sepatah katapun padaku. Ck, dasar evil Kyu.
Kulangkahkan kakiku menuju balkon di kamarnya. Menikmati
pemandangan kota di malam hari seraya menunggu Kyuhyun yang sedang ganti
pakaiana. Angin betiup tidak begitu kencang, namun cukup membuatku merasa
kedinginan, sedingin hatiku. Lagi-lagi ucapan Kyuhyun terngiang di telingaku.
Dan tak kusadari air mataku kembali meleleh. Segera kugerakkan tanganku untuk
menghapusnya.
Kurasakan seseorang memelukku dari belakang. Siapa lagi
kalau bukan Kyuhyu. Kubiarka dia memelukku seperti ini, selagi aku masih bisa
merasakan pelukan hangat dari Kyuhyun.
“Ini kesempatan terakhir, tidak bisakah kau ikut denganku?”
“Tidak Kyu. Sudah, sana temui yeoja itu dan nyatakan
perasaanmu.”
“Baiklah, kalau begitu aku tak akan pergi kalau kau tak mau
ikut denganku.”
“Apa maksudmu? Aku benar-benar tak bisa ikut denganmu Kyu,
apa kau mau yeoja itu lama menunggumu?” bentakku. Aku mencoba melepaskan
pelukannya padaku. Namun bukannya Kyuhyun melepakan pelukannya, pelukannya
terasa semakin erat di tubuhku. Kulepas pelukannya secara paksa dan
kulangkahkan kakiku untuk meninggalkannya. Namun baru satu langkah aku berjalan,
Kyuhyun menarik tanganku menahanku untuk tidak pergi.
“Wae?”
Emosiku benar-benar meluap mendengan pertanyaanya. “Wae katamu?
Dengar Kyuhyun-ah, aku tak mau repot-repot membuat diriku semakin sakit hati
dengan melihatmu menyatakan perasaanmu itu. Sudah jelaskan?”
Mendengar ucapanku, dia menunjukkan evil smirk andalannya.
“Akhirnya kau mengakuinya juga.”
“Iya, sudah puas kau? Sekarang pergilah.” bentakku.
“Astaga Choi Nana, kau ini benar-benar pabo! Aku sudah
bilang aku tak akan pergi kalau kau tak mau ikut denganku. Tidak bisakah kau
memhami perkataanku itu? Hm? Bagaimana aku bisa pergi kalau yeoja yang kumaksud ada
di sini?”
“Mwo? Mwoya Kyuhyun-ah?” aku syok mendengarnya. Yeoja itu di sini? Tapi di sini
hanya ada seorang yeoja, tak ada yang lain selain diriku. Tapi mana mungkin Kyuhyun mencintaiku? Pasti ini
hanya lelucon.
“Ya, yeoja yang kumaksud ada di sini. Kaulah yeoja itu. Aku
mencintaimu Na-ya.” Katanya seraya menarikku untuk lebih dekat dengannya.
Menghapus jarak diantara kita berdua.
“Sejak kapan Kyu?”
“Sejak pertama kita bertemu?”
“Jeongmalyo??” kutatap matanya mencari keseriusan disana.
Dia hanya menganggukkan kepalanya, tapi aku bisa merasakan keseriusannya dari
sorot matanya. Sungguh senang rasanya, ternyata orang yang selama ini ku cintai
diam-diam juga memiliki rasa yang sama denganku.
“Tapi kenapa baru
mengataknnya sekarang, Kyu? Setelah kau membuatku sakit hati? Dan bagaimana
yeoja-yeoja yang pernah kau kencani itu?”
“Aku tak berniat menyakitimu sedikitpu. Itu salahmu sendiri.”
“Mwo? Salahku?”
“Ne, salahmu. Sudah lama aku memendam perasaanku ini, tapi
aku takut untuk mengungkapkannya padamu. Aku takut kalau kau tau perasaanku
yang sebenarnya dan kau tak dapat menerimanya, kau akan pergi dariku. Jadi
sebelum aku menyatakan perasaanku padamu, aku ingin tau perasaanmu padaku
terlebih dahulu. Dan aku berkencan dengan yeoja-yeoja itu hanya ingin melihat
reaksimu saja. Aku berharap kau akan cemburu pada yeoja-yeoja itu. Tapi kau
selalu bersikap tenang saat aku mengajak yeoja-yeoja itu berkencan.”
“Dengan kata lain, kau hanya memanfaatkan yeoja-yeoja itu?
Aih.. dasar napeun namja.”
“Tidak juga, aku juga mencoba untuk mengenal mereka. Hanya
saja kau telah mencemari seluruh hatiku dan tak menyisakan sedikitpun untuk
yeoja-yeoja itu. Sehingga tak seorangpun yeoja yang dapat memikat hatiku.” aku
jadi tersipu mendengarnya. “Jadi, maukah kau menjadi yeojachinguku?”
Mimpi apa aku semalam? Seorang Cho Kyuhyun, namja yang sudah
kucintai sejak dulu memintaku untuk menjadi yeojachingunya. Bahagia. Itu yang
kurasakan. Saking bahagianya tak kusadari air mataku kembali menetes. Dengan
ibu jarinya, Kyuhyun menghapus air mataku.
“Kenapa menangis? Apa aku menyakitimu lagi?”
“Ani, kau tidak menyakitiku Kyu. Kau membuatku bahagia.”
“Jeongmal?” tanyanya. Aku hanya menganggukkan kepala dan
tersenyum padanya. “Jadi apa jawabanmu?”
“Ya, aku mau.” kataku dengan penuh keyakinan.
Kyuhyun menarikku kedalam kedalam pelukannya yang hangat.
Membuatku merasa nyaman. Tapi secara tiba-tiba Kyuhun menarikku dari pelukannya
ini. Dengan tangannya yang masih berada di pinggangku secara perlaha Kyuhyun
menempelkan bibirnya di bibirku. Cukup lama Kyuhyun melakukan itu. Secara
refleks mataku tepejam ketika Kyuhyun mulai melumat bibirku dengan lembut. Aku
menikmati perlakuan kyuhyun padaku. Dan aku pun membalasnya. Sebelum aku
kehabisan napas, Kyuhyun menjauhkan wajahnya dariku dan tersenyum. Senyum yang
mempesona dan dapat membuatku meleleh dibuatnya.
“Gomawo Na-ya. Aku sangat senang kau membalas cintaku.”
-END-
0 Response to "My Love Story"
Posting Komentar